“Dan
Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan
perasaan yang bersamaku ketika sunyi,“ Pidi Baiq.
www.infobdg.com |
Sebait ungkapan dari penulis novel
Dilan, Pidi Baiq, mungkin tepat menggambarkan kesan yang ditinggalkan Kota
Kembang ini terhadap penghuni maupun pengunjungnya.
Sejarah menyebutnya sebagai Bandung Lautan Api ketika zaman penjajahan. Ketika zaman kerajaan Padjajaran dikenal dengan bagian dari Negeri Pasundan. Kini berdirinya universitas besar Indonesia di kota ini menjadikan Bandung sebagai Kota Pendidikan.
Namun yang paling membuat orang ingin kembali mengunjungi Bandung adalah kreativitas warganya yang tak pernah henti menciptakan terobosan di bidang fashion, seni dan kuliner.
Sejarah menyebutnya sebagai Bandung Lautan Api ketika zaman penjajahan. Ketika zaman kerajaan Padjajaran dikenal dengan bagian dari Negeri Pasundan. Kini berdirinya universitas besar Indonesia di kota ini menjadikan Bandung sebagai Kota Pendidikan.
Namun yang paling membuat orang ingin kembali mengunjungi Bandung adalah kreativitas warganya yang tak pernah henti menciptakan terobosan di bidang fashion, seni dan kuliner.
Tidak hanya itu, cuaca yang sejuk meskipun tidak sedingin
dulu masih membuat warga Jabodetabek berbondong-bondong ke Bandung saat akhir
pekan. Tersohornya kota ini bahkan sudah merambah negeri jiran Malaysia yang
warganya menjadi nomor satu wisatawan asing yang masuk dari pintu Bandara Internasional
Husein Sastranegara.
Wisatawan Malaysia yang saya temui ketika sedang riset di
Floating Market Lembang bahkan mengaku sudah mengunjungi Bandung empat kali
kurang dari satu tahun. Akses yang mudah dan terjangkau dengan adanya
penerbangan langsung dari Kuala Lumpur turut menyumbangkan pendapatan Kota
Bandung.
Wisman Malaysia yang datang ke Bandung tidak hanya
rombongan keluarga tapi juga young travelers-nya yang pergi bersama teman untuk
mencicipi kuliner, sekedar berwisata atau hunting foto di area bekas arsitektur
kolonial seperti Jalan Braga.
Salah satu ciri khas masyarakat Bandung adalah
komunitasnya. Berbagai macam hobi ada komunitas sendiri. Tapi tidak sekedar kongkow-kongkow
saja namun juga dari kumpul-kumpul ini muncullah ide-ide kreatif yang
menjadikan Bandung terkenal seperti sekarang. Karakter masyarakat asli Bandung
dikenal bodor macam almarhum Kang
Ibing, Si Kabayan. Bukan sembarang bobodoran tapi cerita humor yang mendidik.
Kini Bandung dikuasai pemudanya. Warga mudanya adalah
kekuatan Bandung. Walikotanya saat ini juga punya jiwa muda. Meskipun belum
seluruhnya tertata, taman-taman kota yang tematik jadi pemandangan unik
tersendiri. Saya menyempatkan mengunjungi taman-taman ini sambil jalan pagi.
Selesai pagi hari di kota, aktivitas selanjutnya bisa
jadi kulineran. Di sini Bandung and
beyond mulai berperan. Memang di kota juga tidak kalah banyak pilihan
kuliner, namun daerah Lembang dan Dago yang bisa dicapai kurang dari satu jam
kalau tidak macet, berdiri berbagai restoran unik yang mantap rasanya mantap pula
harganya plus disuguhi pemandangan apik hutan pinusnya.
Ah memang tidak ada habis-habisnya bercerita tentang
Bandung. Ini memang bukan masalah geografis semata tapi ada suasana yang
menghangatkan hati, memori manis yang tertinggal, dan sekulum senyum yang mengembang
ketika mengingatnya....(***)
Bandung is the best, semoga selalu the best
ReplyDeleteBerita cpns